Usaha
pemanfaatan tanaman obat terus ditingkatkan, di antaranya, dengan melakukan uji
klinis empat formula jamu untuk obat hipertensi, hiperkolesterolemia,
hiperurisemia, dan hiperglikemia. Hasil sementara menunjukkan, empat formula
ini cukup baik untuk mengobati empat jenis penyakit degeneratif.
Hasil
sementara cukup bagus karena bisa menurunkan kadar kolesterol kira-kira 20
persen.
-- Kepala
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinis Kementerian Kesehatan
Siswanto
Pernyataan
itu disampaikan Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi
Klinis Kementerian Kesehatan Siswanto saat acara jumpa pers Saintifikasi Jamu
di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10/2011).
"Kita
mengetahui bahwa pengobatan tradisional jamu bisa berperan lebih besar sebagai
upaya promotif dan preventif, khususnya untuk mengatasi penyakit-penyakit tidak
menular. Ini akan banyak membantu Pemerintah Indonesia dalam mengatasi dan
mencegah penyakit-penyakit tidak menular," katanya.
Siswanto
menjelaskan, dalam meracik keempat formula tersebut ada dua komponen yang
terkandung di dalamnya, terdiri dari jamu dasar dan jamu berkhasiat. Untuk jamu
dasar, keempat formula mengandung bahan yang sama, yaitu meniran, temulawak,
dan kunyit (berfungsi sebagai penyegar). Sedangkan untuk bahan jamu berkhasiat
kandungannya berbeda-beda.
"Untuk
formula antihipertensi, campuran jamu berkhasiatnya terdiri dari daun seledri,
kumis kucing, dan pegagan. Untuk hiperkolesterol, jamu berkhasiatnya daun jati
belanda, kemuning, akar kelemba. Sedangkan untuk hiperurisemia (asam urat)
terdiri dari daun kepel, tempuyung, dan secang. Sementara untuk hiperglikemia
campuran, jamu berkhasiatnya terdiri dari sambiloto, brotowali," paparnya.
Siswanto
menambahkan, apabila keempat formula tersebut sudah terbukti khasiatnya maka
selanjutnya akan dilakukan ekstraksi. "Hasil sementara cukup bagus karena
bisa menurunkan kadar kolesterol kira-kira 20 persen. Untuk hipertensi bisa
menurun sekitar 20 persen setelah menjalani terapi selama satu bulan,"
jelasnya.
Meski belum
selesai pengujian dan masih harus melewati beberapa tahap lagi, Siswanto
berharap ke depannya akan lebih banyak formula-formula jamu yang dapat diteliti
dan bisa dimanfaatkan.
"Kita mengetahui
bahwa pengobatan tradisional sudah lama dikenal dan dipraktikkan. Namun, belum
ada upaya-upaya untuk mensaintifikasi jamu sehingga memberikan manfaat lebih
banyak," jelasnya.
0 comments:
Post a Comment