Pemisahan pasangan gay ternyata tidak cuma menimpa manusia. Sepasang pinguin
Afrika gay di kebun binatang Toronto bernama Buddy dan Pedro juga akan
mengalaminya.
Tentu saja
alasannya bukan karena adanya ajaran agama yang melarang, tetapi karena kedua
pinguin itu sedang ada di penangkaran untuk dikembangbiakkan. Pengembangbiakan
menempati prioritas utama saat ini.
Pasalnya,
populasi pinguin Afrika terus menurun hingga 2 persen akibat polusi dan
perikanan komersial. Populasinya kini hanya sekitar 224.000 ekor.
Permasalahan
homoseksual pada pinguin kali ini bukanlah yang pertama. Pasangan gay pinguin
juga ditemukan di kebun binatang Amerika Serikat, Jepang dan Jerman.
Homoseksual
sendiri telah ditemui pada 1.500 spesies. Kasus yang paling terkenal mungkin
adalah sepasang pinguin bernama Silo dan Roy. Pasangan pinguin gay itu
mengerami sebuah telur bersama dan membesarkan anakannya yang bernama Tango.
Sebuah buku
berjudul "And Tango Makes Three" yang terbit 6 tahun lalu
menggambarkan kasus itu. Kasus gay pada pinguin kadang lebih dikenal dengan
"pair bonding". Tanda-tandanya, sepasang pinguin gay biasanya
memanggil satu sama lain dengan suara unik.
Mereka
berenang bersama, merawat diri bersama menghabiskan malam bersama. Meski sudah
banyak dijumpai, solusi mengatasi masalah konservasi ketika individu yang
hendak dikembangbiakkan adalah homoseks belum ditemukan. Jadi, untuk sementara,
perpisahan seperti Pedro dan Buddy adalah sebuah takdir.
0 comments:
Post a Comment