Penelitian tentang unggas di Indonesia dimulai sejak beberapa
ratus tahun lalu. Namun, sebelum 1960, penelitian ini dilakukan
ornitolog-ornitolog asing.
Steinmann
pada 1934 mengidentifikasi 12 burung tergambar di relief candi. Merak Jawa
(Pavo muticus) pada relief Candi Borobudur dari tahun 800 M, sedangkan relief
kasuari (Casuarius) ditemukan di Candi Penataran dari tahun 1100.
Pada
literatur China, banyak ditemukan laporan tentang jenis-jenis burung yang
berasal dari Indonesia. Contohnya, pada lukisan dari zaman Hui Zong di Dinasti
Song Barat tahun 1101-1125 terdapat lukisan parkit lima warna, hewan endemik
Indonesia.
Sepanjang
1627-1702, Rumphius menuliskan sekitar 50 spesies burung. Adapun pada 1758-1960
banyak taksa burung baru dan semua ditemukan ornitolog asing.
"Sebelum
1960, memang tidak ada kesempatan untuk belajar dan berkembang di zaman
Kolonial Belanda dan penjajahan Jepang. Baru setelah 1950 pemerintah mulai
mengirimkan mahasiswa ke Negeri Belanda dan negara-negara lain dan kini
hasilnya sudah dapat dipetik. Tulisan ilmiah terkait ornitologi mulai meningkat
tajam tahun 1994-2004 dengan 967 penulis," tutur Soekarja, ornitolog
kelahiran 21 April 1930.
Selain
Soekarja Somadikarta, penerima Habibie Award 2011 adalah Prof Sajogyo yang
dikenal sebagai profesor sosiologi pedesaan.
JAKARTA, KOMPAS.com
0 comments:
Post a Comment