klik tulisan untuk memperbesar |
Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai
hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang
makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta
hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman,
faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara
Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K
- 3 ).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu
keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan
meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
b. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C,
pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c. Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
d.Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan
daun dan perkembangan besarnya kacang.
2.2. Media Tanam
a. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur
ringan dan subur.
b. pH antara 6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil,
layu dan akhirnya mati.
d. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan
kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
2.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih
dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
e. Kadar air benih berkisar 9-12 %.
3.1.2. Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan
tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai
Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk
pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar
pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan
menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
3.2.2. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan,
ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
3.2.3. Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat
sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha
selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
3.2.4. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah terjadinya serangan jamur berikan Natural
GLIO. Pengembangbiakan Natural GLIO dengan cara: 1-2 sachet Natural GLIO
dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya
didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan
selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik) . Pemberian Natural
GLIO pada sore hari.
3.2.5. Pemberian Pupuk Makro dan SUPER NASA
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan
bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau
diberikan pada lubang tanam.
b. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan
KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
c. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara
merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan
dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih
bagus jika menggunakan SUPER NASA.
Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb :
alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter
air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi
untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres
sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan.
Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk
diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah
yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15
cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan
jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3.3.3. Perendaman Benih dengan POC NASA
Pilih benih yang baik dan agar benih dapat berkecambah
dengan cepat dan serempak, benih direndam dalam larutan POC NASA (1-2 cc/liter
air) selama + 0,5 1 jam.
3.3.4. Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan
tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan,
di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan
Juli-September (palawija II).
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman
lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah
tanam).
3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan
hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.
Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan
untuk menutup bagian perakaran.
3.4.3. Pemberian POC NASA dan HORMONIK
Penyemprotan POC NASA dilakukan 2 minggu sekali semenjak
berumur 1-2 minggu (4-5 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk
pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika
penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup
HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan,
karena dapat mengganggu penyerbukan.
3.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga
kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain).
Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.
3.4.6. Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa
dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta
sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a. Uret
Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong.
Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik,
penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan
intensif, Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman
terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun
Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering.
Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara
berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran
tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d. Ulat Jengkal (Plusia sp)
Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian:
penyemprotan menggunakan Pestona.
e. Kumbang Daun
Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga
makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan
menggunakan Pestona.
3.5.2. Penyakit
Penyakit layu atau “Omo Wedang”
Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala:
daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak
noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir
kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan
varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
Penyakit sapu setan
Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan
serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil,
ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun.
Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang
dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi
vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR.
Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora
arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat
dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan Natural GLIO
di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
Penyakit Gapong
Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa
busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya.
Penyakit Sclerotium
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu.
Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang,
membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada
awal tanam
Penyakit Karat
Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada
daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur
sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang
terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal
tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan
pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang
dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.
3.6. Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya
yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri
kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong
sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
0 comments:
Post a Comment