Tanaman
tropis yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan ini juga banyak terdapat di
Selandia Baru dan Australia. Tanaman Leather Leaf yang juga diberi julukan dari
Rumohra adiantiformis, merupakan tanaman paku-pakuan.
Bentuknya
terdiri dari sekumpulan daun berbentuk segitiga yang simetris antara
sisi-sisinya. Warna daunnya hijau tua dan muda tergantung pada kesegaran dan
tingkat kematangan. Dia bisa dibudidayakan sepanjang tahun. Daya tahan daunnya
setelah dipetik berkisar 3-4 minggu. Biasa digunakan untuk tanaman hias,
dekorasi ruangan dan pelengkap karangan bunga.
Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah meneliti Leather Leaf adalah
tanaman foliage dataran tinggi tropis, yang akan tumbuh baik pada kondisi
lingkungan dengan ketinggian: 850 -1800 m di atas permukaan laut (dpl),
temperatur: 19 -27°C, kelembaban relatif: 80 - 90%, intensitas cahaya :
3000-5000 ft candles, dan pH tanah : 5,5 - 6 masih toleran di luar batas pH
5-6.5,
Secara
alamiah, Leather Leaf berproduksi dengan sporangium. Siklus pertumbuhannya
dimulai dengan rontoknya spora-spora dari tandan di ujung daun. Spora tumbuh
mernbentuk akar-akar halus (rhizoid).
Rhizoid
berkembang cepat menjadi tanaman muda (plantlet) pada kondisi tanah sangat
lembab. Dalam waktu 3 bulan ptantlet memproduksi benang-benang halus berwarna
hijau (prothallium) yang akan menjadi daun. Tanaman akan berkembang menjadi
baik dalam waktu 6-12 bulan setelah perkecambahan spora, dan akan menjadi
tanaman yang dapat dipanen setelah lebih dari 1 tahun.
Berdasarkan
hasil penelitian yang diungkap BPTP Jawa Tengah, Leather Leaf berproduksi
sempurna setelah tanaman berumur 6-8 bulan dari awal penanaman menggunakan
pecahan rumpun sebesar 12,5 cm, mempunyai 3-5 terminal bud dengan daun lengkap.
0 comments:
Post a Comment