Pages

Saturday, November 5, 2011

Penyuluh Perlu Kawal Kekeringan

Pemerintah menetapkan 6 langkah untuk atasi kekeringan. Keenam langkah itu adalah :
1.         Menyiapkan dana Rp 1,7 triliun untuk mengatasi potensi kekeringan beberapa wilayah Indonesia.
2.         Memastikan stok bahan pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di daerah yang dilanda kekeringan.

3.         Membuat hujan buatan di daerah-daerah yang mengalami kekeringan.
4.         Program pompanisasi yang mengalirkan dan menyediakan air bersih di daerah yang berpotensi sangat kering untuk kebutuhan masyarakat maupun pengairan pertanian
5.         Program diversifikasi pangan sehingga tidak bergantung pada beras.
6.         Palang Merah Indonesia siap mendistribusikan air bersih di sejumlah daerah Pulau Jawa.
Para penyuluh pertanian yang selama ini cenderung hanya menyuluh petani di seputar teknis pertanian, kini harus ikut proaktif mengawal kebijakan pemerintah ini. Sudah tentu yang pertama tama dilakukan penyuluh adalah membuat peta desanya dihubungkan dengan keenam langkah itu. Banyak pertanyaan yang harus dijawab. Lokasi mana yang luar biasa kekeringannya sehingga perlu dibantu pendanaan? Apakah stok pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan di daerah kekeringan? Apakah ada peluang untuk hujan buatan? Apakah ada potensi airnya keluar dengan pompanisasi? Komoditi apa yang harus ditanam dalam kondisi kekeringan untuk cadangan bahan pangan? Di mana kantor/base camp PMI seandainya kekurangan air bersih?
 Sudah tentu, penyuluh “tidak berjuang sendiri” untuk memdapatkan fasilitas ini. Untuk masalah masalah yang “bukan wewenang penyuluh” maka data-data yang dikumpulkan disertai analisa pemecahan masalah bisa diteruskan kepada instansi terkait untuk diteruskan ke instansi yang lebih tinggi. Minimal para penyuluh dapat “membekali” para pejabat untuk memperjuangkannya. Minimal di mata pejabat menimbulkan respek akan kepedulian penyuluh terhadap pembangunan daerah.
Akan tetapi ada masalah-masalah yang bisa langsung dilaksanakan para penyuluh yaitu misalnya program diversifikasi pangan. Para penyuluh pasti dengan mudah mengidentifikasi komoditi apa yang layak tanam dengan memperhitungkan kebutuhan airnya dan umur panennya.
Di segi lain untuk komoditi yang non beras yang memang tersedia di pedesaan seperti ubikayu, ubijalar, para penyuluh dapat mendemonstrasikan cara pengolahannya sehingga layak untuk dijadikan konsumsi. Untuk itu barangkali para penyuluh perlu “belajar” lagi teknik pengolahannya baik melalui literatur maupun dengan mengunjungi lokasi-lokasi pengolahan. Bahkan dalam jangka panjang, adanya kekeringan ini dimanfaatkan untuk agar diversifikasi ini bukan hanya sesaat saja, tetapi dapat lestari.
Para penyuluh harus “percaya diri” bahwa peranannya sangat dibutuhkan para petani dalam kondisi kekeringan ini. Jangan terus menyerah dengan menganggap bahwa tidak mungkinlah suara penyuluh akan didengarkan. Kalau tidak didengarkan, anggaplah sebagai suatu “exercise” untuk lebih siap di masa datang. Ingat peristiwa musim kemarau adalah peristiwa alami akan selalu datang setiap tahun. Dan dari tahun ke tahun, penyuluh selalu siap dengan pemecahan masalahnya, sehingga petani merasa terbantu dengan keberadaan penyuluh.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 All About Horticulture and Powered by Blogger.