clickfor zoom |
Mendengar nama pisang tentunya bukan
hal yang asing lagi bagi masyarakat kita. Soalnya, komoditas hortikultura ini
sering kita makan dan mudah kita temukan, karena sering nampak dijual di
warung-warung, di pasar buah sampai di supermarket. Selain itu, boleh dikata,
tanaman pisang hampir ada di setiap pekarangan sehingga nama tanaman pisang
mudah kita temukan hampir di setiap daerah yang ada di tanah air kita.
Meski pisang hampir tumbuh di setiap
pekarangan dan banyak diusahakan petani, namun umumnya pisang belum mampu
membawa kemakmuran bagi petani yang mengusahakannya.
Hal ini antara lain karena produksi
pisang yang dihasilkan petani, baik dari segi kualitas mau pun produktivitas
masih relatif rendah. Produk pisang bermutu berkisar 10-20% dari total produksi
yang dihasilkan petani, padahal dalam perdagangan internasional tuntutan
terhadap produk bermutu merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi.
Dalam perdagangan internasional,
produk pisang Indonesia diekspor antara
lain ke Jepang, Korea, Timur Tengah, China, Singapura dan Malaysia, terutama
jenis pisang Cavendish. Malah pada tahun 1999, pisang merupakan unggulan ekspor
utama buah Indonesia dengan menyumbang nilai devisa yang cukup besar, yaitu US$
11.102.482 dengan volume ekspor yang mencapai 76.086.832 ton.
Sebenarnya, tidak cuma jenis pisang
Cavendish saja yang mempunyai potensi untuk diekspor sebagai sumber devisa
negara, salah satunya adalah jenis pisang Mas Kirana. Daerah yang banyak
menghasilkan produk buah pisang Mas Kirana adalah Kab. Lumajang,
Prov. Jawa Timur. Pisang Mas Kirana Kab. Lumajang merupakan salah satu varietas
unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan Menteri
Pertanian No.516/Kpts/SR.120/12/2005, tanggal 26 Desember 2005.
Agar komoditas pisang dapat tetap
bersaing di pasar domistik maupun internasional dibutuhkan efisiensi dan
efektifitas dalam pengelolaan rantai pasokan. Soalnya, produk pisang dari
produsen (petani) hingga ke pengguna akhir (konsumen) melalui berbagai tahapan
dan proses yang melibatkan suatu mata rantai yang saling ketergantungan yang
dikelola dalam suatu pengelolaan rantai pasokan. Pelaku rantai pasokan dari
produsen ke konsumen antara lain terdiri dari petani, pedagang perantara,
pedagang pengumpul/besar, supplier, pengecer dan konsumen sebagai mata rantai
akhir.
Apa Itu Pengelolaan Rantai Pasokan?
Nama lain Pengelolaan Rantai Pasokan adalah Supply
Chain Management yang disingkat dengan SCM. SCM merupakan salah satu pola yang
diterapkan dalam manajemen distribusi dan pemasaran yang merupakan siklus
lengkap produksi pisang dari kegiatan pengelolaan pada setiap mata rantai akhir
(end user).
Secara umum, pengertian SCM adalah
pengelolaan tahapan kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah (proses
produksi), menstransformasikan bahan mentah menjadi produk (penanganan panen
dan pasca panen) dan mengirimkan produk (pencari, pengumpul dan pengecer) ke
konsumen melalui sistim distribusi.
0 comments:
Post a Comment