Gindo
Tampubolon (44), yang pulang ke Indonesia untuk sejenak meninggalkan
rutinitasnya di Manchester, Inggris, buru-buru meluncur ke Kebun Raya Bogor
begitu tahu ada bunga bangkai sedang mekar.
Ia berhasrat
mengabadikan momen langka itu. ”Setidaknya bisa untuk gambar latar komputer,”
tutur peneliti utama Medical Research Council, Inggris, itu.
Gindo pada
Kamis (1/12/2011) siang itu sibuk mengarahkan kamera Nikon 60D miliknya ke arah
bunga bangkai (Amorphophallus titanum) yang mekar sejak Selasa malam.
Momen itu
cukup langka karena Amorphophallus titanum tidak bisa diprediksi kapan mekar.
Bisa 3-4 tahun sekali, bisa kurang dari itu, tetapi bisa pula lebih. Sekali
mekar, bunga itu bisa bertahan 7-10 hari sebelum akhirnya ambruk dan membusuk,
lalu memasuki fase dorman (umbi).
”Saya
seminggu sebelumnya sudah ke Kebun Raya. Kebetulan memotret biawak di dekat
kolam teratai di dekat Kafe De’daunan. Waktu itu dikasih tahu bakal ada bunga
bangkai mekar,” tutur Gindo.
Begitu
membaca dari surat kabar bahwa bunga itu sudah mekar, ia langsung mengajak
saudaranya menyambangi lagi Kebun Raya.
Hal serupa
dilakukan Yanto (52), warga Jakarta Pusat yang juga sibuk mengabadikan bunga
bangkai itu dengan kamera Canon 7D. Berkali-kali ia hendak memotret bunga
langka itu, tetapi selalu tak bisa karena jadwal kerjanya sungguh padat.
Nah, jika
Anda kebetulan punya waktu luang pada akhir pekan ini, tak ada salahnya pergi
bersama keluarga mendatangi Kebun Raya Bogor. Nikmatilah keindahan yang agak
”aneh” dari bunga bangkai yang kali ini mekar setinggi 2,02 meter itu.
Jangan lupa
bawa kamera terbaik Anda untuk mengabadikan momen langka itu atau berfoto
narsis dengan latar bunga endemik Pulau Sumatera itu.
Walaupun
kondisinya sudah tak lagi seprima 2-3 hari setelah mekar sempurna, bunga itu
masih bisa dilihat. Lokasinya pun cukup mudah diakses. Dari Pintu Masuk I Kebun
Raya Bogor hanya berjarak 1-2 kilometer. Jika berjalan kaki, hanya membutuhkan
15-20 menit.
Selain bunga
bangkai, Anda juga bisa menjelajahi bagian lain dari Kebun Raya Bogor yang
bagus untuk diabadikan. Di bagian kebun raya yang berpotongan dengan halaman
belakang Istana Bogor, ada kolam cukup luas yang menjadi habitat teratai
raksasa. Lanskapnya pas untuk lokasi berfoto, terutama pagi. Ada pula koleksi
tanaman yang unik, seperti double coconut dari Seychelles yang ditanam sejak
1931 atau pohon bodhi dari India 1913.
”Biasanya
penyuka fotografi memotret sebelum pukul 09.00-10.00 atau setelah pukul 14.00
atau 15.00. Cahayanya pas bagus,” tutur Kepala Subbagian Jasa dan Informasi
pada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Rismita Sari.
Sudah puas
memotret dan jalan-jalan, bisa dilanjutkan dengan mencari makanan enak di
sekitar Kebun Raya Bogor. Rumah Makan Gaya Tunggal di Jalan Juanda salah
satunya. Rumah makan ini sudah lebih dari 20 tahun. Menu andalannya aneka mi
dan nasi tim ayam.
Kalau mau
sedikit lebih jauh, berjalan kaki ke arah Jalan Surya Kencana, salah satu pusat
kuliner Bogor. Ada aneka soto mi, ada pula nasi goreng pete Goan Tjo.
0 comments:
Post a Comment