Pages

Wednesday, November 9, 2011

Simposium Nasional Tentang Ganoderma Bahas Dua Potensi Ganoderma Bagi Pertanian Indonesia


Bogor – Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA membuka Simposium Nasional dan Lokakarya Ganoderma di IPB Convention Center, Bogor pada Rabu (2/11). Simposium tersebut untuk mencari solusi lebih lanjut terhadap ancaman serangan Ganoderma terhadap perkebunan kelapa sawit di Indonesia, disamping juga mencari jalan keluar agar pengembangan industri Ganoderma sebagai bahan baku obat tradisional dapat berjalan dengan baik.

Kepala Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), Dr. Ir. Darmono Taniwiryono, MSc menyebutkan bahwa Ganoderma adalah jamur patogen yang dapat menimbulkan kerusakan besar pada perkebunan kelapa sawit. Serangan Ganoderma terjadi pada akar, pangkal batang dan batang sawit dimana tanaman yang terserang mengalami pembusukan dan akhirnya mati.
Menurut Mentan, dengan luasan perkebunan kelapa sawit saat ini, tingkat serangan Ganoderma sebesar 1% dapat menyebabkan kerugian hingga lebih dari Rp 2 triliun tiap tahun, padahal tingkat serangan dapat mencapai lebih dari 20% terutama pada kebun yang telah mengalami replanting beberapa kali. ”Untuk itu, saya berharap para peserta simposium dan lokakarya Ganoderma ini dapat mengupayakan solusi terbaik menghadapi Ganoderma yang disatu sisi merugikan tetapi disisi lain dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pada industri kesehatan,” kata Mentan.
Saat ini, Indonesia sudah mengembangkan teknik deteksi dini serangan Ganoderma. Teknologi ini dikembangkan bersama BPBPI dengan PT Perkebunan Nusantara IV. ”Dengan teknologi ini, serangan Ganoderma dapat dideteksi sebelum tanaman yang terserang menunjukan gejala sakit. Hanya dengan cara ini, pengendalian Ganoderma dapat dilakukan secara efisien karena kalau serangannya sudah stadia lanjut maka tanaman tidak dapat diselamatkan lagi dan lebih parah lagi kalau menjadi serangan sudah menjadi endemic maka harus dilakukan revitalisasi kesehatan lahan ” jelas Kepala BPBPI.
Sementara itu, mencermati dua sisi potensi Ganoderma yang berlawanan yaitu di satu sisi membahayakan perkebunan sawit dan disisi lain dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional maka Mentan meminta agar sistem pengelolaan jamur Ganoderma harus seimbang. ”Pengusaha obat tradisional perlu mencermati upaya yang aman agar budidaya jamur ini tidak serta merta menjadi percepatan penyebaran penyakit bagi tanaman khususnya sawit,” demikian dikatakan Mentan.
Mentan juga meminta kepada semua lembaga riset mulai dari BPBPI, Puslitbang Perkebunan, dan Balitbang Pertanian untuk membantu petani menyediakan beragam teknologi, produk dan inovasi.


0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 All About Horticulture and Powered by Blogger.