Pages

Saturday, November 5, 2011

Infeksi Salmonella Bisa Lewat Sayuran dan Buah


Infeksi bakteri Salmonella pada manusia biasanya berasal dari konsumsi produk hewan yang terkontaminasi. Belakangan ini, sesuai laporan Schikora dkk (2011), infeksi Salmonella tryphimurium bisa terjadi lewat kontaminasi pada sayuran dan buah segar.

Bagaimana itu bisa terjadi telah diselidiki oleh tim ilmuan dari Lembaga Penelitian Pertanian Perancis (INRA), Pusat Rujukan Nasional Perancis (CNR) dan Universitas Evry (Perancis), Universitas Giessen (Jerman) dan Universitas Vienna (Austria). Mereka menemukan bahwa Salmonella bisa menekan sistem pertahanan tanaman dengan mekanisme yang sama dengan terhadap manusia. Mereka juga menemukan bahwa tanaman yang terkontaminasi oleh Salmonella memiliki daya penularan yang tinggi pada sel tubuh tikus dan manusia.
Salmonellosis yang disebabkan infeksi Salmonella meliputi gastro-entritis dan demam typhoid. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 10 tahun belakangan ini sayuran dan buah segar telah ikut menjadi vektor bagi Salmonella yang menginfeksi manusia.
Salmonella menyerang tanaman dengan cara yang canggih. Yakni tidak hanya menempel pada permukaan sel tanaman, tetapi juga mengindera serta bergerak menuju pori -pori daun untuk kemudian memasuki bagian dalam tanaman. Sama dengan mekanisme yang dilakukan pada manusia, Salmonella yang mau masuk menginjeksikan cairan protein berbisa dengan alat berupa jarum sehingga melumpuhkan sistem pertahanan tanaman dan bakteri dibiarkan masuk lalu menggandakan diri (replikasi) dalam sel tanaman.
Sebenarnya manusia dan tanaman memiliki kekuatan melawan serangan Salmonella, yakni dengan mengembangkan sensor dan pemahaman terhadap serangan Salmonella dan mengaktifkan sistem kekebalannya. Namun sering masalahnya adalah dalam kecepatan dan kuantitas respon pertahanan tuan rumah yang menentukan apakah hasil serangan itu akan mampu menyebabkan penyakit atau tidak. Namun diketahui pula resistensi tanaman terhadap Salmonella tidak sama, ada yang tinggi ada yang lebih lemah.
Penutup Tanah Untuk Pertanian Organik Petani yang secara periodik setelah tanam membenahi tanah dengan kompos tetap bisa menutup tanah dengan bahan lembaran tenunan penutup tanah sehingga tidak memerlukan biaya pengendalian gulma. Aktivitas mikrobial dalam tanah juga tidak terganggu sehingga bisa mendukung pertanian organik dan berkelanjutan.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 All About Horticulture and Powered by Blogger.